A. Pendekatan Open-Ended
Pendekatan open ended dikembangkan di negara Jepang sejak tahun 1970-an, antara tahun 1971 dan 1976 peneliti jepang melaksanakan serangkaian proyek penelitian pengembangan dalam metode mengevaluasi keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pendidikan matematika dengan menggunakan open-ended pada tema tertentu.[1] Hal tersebut senada dengan pendapat Shimada yang mengungkapkan bahwa pendekatan open ended berawal dari pandangan bagaimana mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dalam berpikir matematika tingkat tinggi.
Sementara itu Nohda mengatakan bahwa tujuan dikembangkan pengajaran dengan pendekatan open ended adalah untuk membantu mengembangkan aktivitas yang kreatif dari para siswa dan kemampuan berpikir matematis mereka dalam memecahkan masalah. Selain itu dengan pendekatan ini diharapkan masing-masing siswa memiliki kebebasan dalam memecahkan masalah menurut kemampuan dan minatnya, siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi mengambil bagian dalam berbagai aktivitas matematika, dan siswa dengan kemampuan yang lebih rendah masih dapat menyenangi aktivitas matematika menurut kemampuan-kemampuan mereka sendiri.
1. Pengertian Open-Ended
Shimada mengatakan, pendekatan open ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenalkan atau menghadapkan siswa pada masalah open ended. Lebih lanjut ia mengemukakan, masalah open-ended merupakan masalah yang diformulasikan memiliki banyak jawaban benar. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran.
Sementara itu menurut Mumun Syaban, masalah open-ended adalah masalah yang bersifat terbuka atau masalah yang tidak lengkap dimana keterbukaan masalah tersebut dibagi menjadi 3 tipe yaitu[2]:
1. Prosesnya terbuka, yaitu masalah itu memiliki banyak penyelesaian yang benar.
2. Hasil akhirnya terbuka, yaitu masalah tersebut memiliki banyak jawaban yang benar.
3. Cara pengembangan lanjutan terbuka yaitu ketika siswa menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).
Dengan kegiatan ini diharapkan pula dapat membawa siswa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
2. Masalah Open-Ended
Menurut Suherman dkk. problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga open-ended problem atau soal terbuka. Sementara itu Branca mendefinisikan masalah open-ended sebagai situasi yang membiarkan siswa untuk mengalami masalah-masalah dengan angka-angka yang tidak beraturan, angka-angka yang banyak, informasi yang tidak lengkap atau mempunyai solusi-solusi ganda, masing-masing dengan konsekuensi-konsekuensi yang berbeda.[3]
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, keterbukaan dalam masalah open-ended dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Prosesnya terbuka, yaitu masalah itu memiliki banyak penyelesaian yang benar. Contohnya: Ambillah 3 bilangan sebarang, sehingga setelah dijumlahkan hasilnya negatif.
2. Hasil akhirnya terbuka, yaitu masalah tersebut memiliki banyak jawaban yang benar. Contohnya: Tentukan 4 bilangan sebarang, lalu kurangkan sehingga hasilnya lebih dari 86
3. Cara pengembangan lanjutan terbuka yaitu ketika siswa menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli). Contohnya: ambillah 2 bilangan sebarang sehingga ketika dijumlahkan, hasilnya negatif. Lalu ambil kembali 2 bilangan sebarang sehingga setelah dikurangi hasilnya negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar